Sabtu, 19 November 2011

Satu Planet Terlempar dari Tata Surya?


TEXAS, KOMPAS.com — Selama ini, astronom memercayai bahwa Tata Surya memiliki 4 planet raksasa, yakni Jupiter, Saturnus, Neptunus, dan Uranus. Namun, analisis terbaru menunjukkan bahwa Tata Surya dengan 4 planet raksasa adalah janggal. Kemungkinan, Tata Surya memiliki 5 planet raksasa.
David Nesvorny dari Southwest Research Institute di San Antonio, Texas, Amerika Serikat, adalah ilmuwan yang mengungkapkan pendapat baru itu. Untuk sampai pada kesimpulannya, Nesvorny membuat 6.000 simulasi komputer yang menganalisis obyek di sekitar Neptunus dan kawah Bulan.
Berdasarkan analisis Nesvorny, Tata Surya hanya memiliki 2,5 persen kemungkinan menjadi seperti sekarang jika sejak awal hanya memiliki 4 planet raksasa. Sementara ada 10 kali lebih besar kemungkinan bagi Tata Surya menjadi seperti saat ini jika awalnya memiliki 5 planet raksasa.
Planet raksasa kelima itu dipercaya terlempar dari Tata Surya. Saat Tata Surya berusia 600 tahun, ada periode ketidakstabilan orbit planet. Ada planet yang berpindah ke Sabuk Kuiper, wilayah dekat Neptunus, dan ada yang berpindah ke dalam.
Jupiter yang memiliki pengaruh gravitasi kuat diketahui adalah salah satu biang keladinya. Orbit Jupiter bisa berubah tiba-tiba dan satu planet raksasa terlempar dari Tata Surya karenanya. Sementara planet-planet lain tetap bertahan.
Nesvorny mengatakan, "Kemungkinan Tata Surya memiliki lebih dari 4 planet raksasa dan melemparkan beberapa di antaranya, terkesan cocok dengan penemuan banyaknya planet yang ada di wilayah antarbintang, yang menunjukkan bahwa terlemparnya planet adalah hal yang umum."
Pada Space.com, Jumat (11/11/2011) lalu, Nesvorny mengatakan bahwa temuan ini memunculkan pertanyaan. Salah satunya tentang planet Mars dan planet Super Bumi, apakah mereka terbentuk di Tata Surya Luar (setelah orbit Mars) lalu tereliminasi.
Pendapat Nesvorny memang fantastis dan membuat orang tercengang. Namun, ia sendiri merasa bahwa pendapatnya masih harus diuji kebenarannya dengan serangkaian penelitian. Hasil analisis Nesvorny dipublikasikan di edisi online Astrophysical Journal Letters minggu lalu.

Senin, 14 November 2011

Jurnal Sajen dalam Upacara Pernikahan


Upacara Pasang Tarub
dalam Tradisi Perkawinan Jawa
oleh:
Dra. Astri Adriani Allien, M.Hum



Pendahuluan
Kebudayaan merupakan hasil dari akal dan kebebasan kehendak manusia yang diperuntukkan bagi sesamanya. Dengan akalnya manusia mampu mengatur dirinya sehingga mampu menyelamatkan diri dari bahaya kelaparan yakni dengan cara membuat lumbung. Dengan akalnya pula manusia mampu membangun rumah yang bernilai seni, tidak hanya sekedar sebagai tempat berlindung dari serangan binatang buas ataupun udara panas dan dingin. Begitu pula dalam merancang pakaian yang tidak hanya diperuntukkan bagi kepentingan diri sendiri tetapi juga bagi kelompok masyarakat yang lain. Kebudayaan yang lahir dari akal budi menjadikan manusia merupakan makhluk yang unik (Sutrisno, 2008: 16-17).
Dalam masa ketika nilai-nilai material dan ekonomi merajalela seperti saat ini, budaya yang merupakan spirit masyarakat yang memberi esensi bagi kehidupannya dan menjadi ciri khas yang unik sering dilawan atau bahkan ditolak mentah-mentah oleh sebagian masyarakatnya. Meskipun demikian, pada kelompok masyarakat tertentu yang dengan susah payah mencoba mempertahankan ciri khas kelompoknya, tidak henti-hentinya berjuang mengakomodasi tradisi warisan nenek moyang di tengah hingar-bingar masuknya budaya asing (Barat).
Dalam budaya Jawa konsep mengedepankan hubungan yang harmonis antara manusia dengan alam dan manusia dengan sesamanya diwujudkan antara lain dengan adanya upacara selamatan agar mereka terhindar dari halangan dalam pekerjaan maupun dalam perbuatannya (Astiyanto, 2006: 170). Salah satu jenis upacara selamatan adalah upacara perkawinan yang diselenggarakan menurut kebiasaan yang berlaku.
Perkawinan merupakan salah satu tahap dalam siklus kehidupan manusia. Salah satu rangkaian upacara selamatan dalam penyelenggaraan acara ini adalah pemasangan tarub. Pasang tarub, bagi orang Jawa yang akan menyelenggarakan pesta perkawinan merupakan simbol penolak bala. Upacara ini dianggap sebagai salah satu visualisasi falsafah Jawa yang selalu mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa.
Dalam tulisan ini akan diuraikan makna upacara pasang tarub sebagai salah satu rangkaian penyelenggaraan perkawinan pada masyarakat Jawa dengan menggunakan kajian semiotika yang dikemukakan oleh Roland Barthes tentang mitos. Dengan demikian diharapkan ideologi di balik upacara pasang tarub dapat terungkap.



Upacara Pasang Tarub
Pasang tarub merupakan salah satu rangkaian upacara perkawinan adat Jawa yang dijalankan oleh anggota masyarakat Yogyakarta dan Surakarta. Tarub adalah sejenis rumah-rumahan yang beratapkan daun pohon kelapa/nipah untuk upacara pesta yang dipasang di samping pendopo dan belakang rumah. Menjelang diselenggaraannya upacara perkawinan, pemasangan tarub merupakan salah satu cara untuk menghormati tamu yang datang agar lebih nyaman dalam mengikuti keseluruhan prosesi. Setelah penentuan hari baik untuk melakukan hajatan perkawinan, rangkaian penyelenggaraan upacara mulai dipersiapkan dengan sebaik-baiknya.
Seiring dengan perkembangan zaman dan makin terbatasnya areal perumahan, upacara perkawinan tidak lagi diselenggarakan di rumah tetapi dilaksanakan di gedung pertemuan yang memiliki kapasitas sesuai dengan tamu undangan.. Namun demikian, pemasangan tarub tetap tidak ditinggalkan dengan menjadikannya prasyarat saja yakni dengan menyelipkan anyaman daun kelapa yang sudah tua yang berwarna hijau tua di bawah genting. Namun demikian, di dalam rangkaian upacara perkawinan Jawa ada bermacam sesaji yang harus disiapkan dan sesaji pasang tarub merupakan sesaji utama.



Metodologi
Dengan melihat masalah yang dikaji dalam tulisan ini yakni mengetahui makna yang terkandung dalam perangkat upacara pasang tarub dalam perkawinan adat Jawa maka metode yang digunakan adalah metode observasi dengan cara mengamati secara langsung rangkaian upacara penyelenggaraan perkawinan yang dilakukan di Surakarta dan Yogyakarta, khususnya pada upacara pasang tarub dan bleketepe. Metode ini dimaksudkan untuk menggali data sebanyak mungkin. Di samping itu, untuk melengkapi data yang telah diperoleh maka dilakukan studi pustaka untuk mendapatkan sumber tertulis yang berkaitan dengan penyelenggaraan upacara perkawinan adat Jawa terutama yang diuraikan oleh Hariwijaya dalam Tata Cara Perkawinan Adat Jawa (2008).



Semiotika Roland Barthes
Sebagai sebuah cabang ilmu pengetahuan, semiotika memiliki cakupan yang sangat luas sehingga dapat ditemukan cabang-cabang semiotika khusus antara lain semiotika film, semiotika fesyen, semiotika sastra dan sebagainya. Di lain pihak, kebudayaan juga mencakup bidang-bidang yang kompleks yang meliputi budaya benda (material culture) seperti terlihat pada arsitektur, media, televisi, fesyen dan budaya non-benda (non-material culture) yang mencakup norma, adat, kebiasaan serta bahasa yang merupakan komunikasi di dalamnya (Piliang, 2004:1).
Selanjutnya, model semiotika dari de Saussure menjadi dasar dalam strukturalisme, yang selanjutnya berpengaruh pada cultural studies pada umumnya. Konsep langue-parole, signifiant-signifié, paragdimatik-sintagmatik, maupun sinkronik-diakronik menjadi metode kunci dalam semiotika dan cultural studies. Dengan demikian, agar kebudayaan dapat dianalisis menggunakan pendekatan semiotika, maka kebudayaan harus dipandang sebagai teks yang merupakan tanda-tanda bermakna berdasarkan aturan atau kode-kode tertentu. Dalam konteks ini teks merupakan produk dari wacana yang digunakan dalam kehidupan sosial berupa kombinasi serangkaian tanda-tanda tertentu dalam menghasilkan makna.
Pada tataran cultural studies, adanya tanda dan teks erat berhubungan dengan konteks sosial tempat tanda dan teks bersangkutan itu berada. Di lain pihak, tanda dan teks tersebut hanya dapat berfungsi ketika digunakan oleh suatu komunitas (Storey, 2008:5). Oleh karena itu, sistem tanda dan sistem teks tidak dapat lepas dari sistem sosial dan budaya sebagai satu kesatuan yang menyeluruh.
Pada setiap kebudayaan tentu memiliki mitos yang beraneka ragam dan hidup berkembang dalam masyarakatnya. Mitos-mitos dalam masyarakat bersangkutan ‘beredar’ melalui berbagai macam sarana yaitu bahasa dan tanda. Melalui bahasa dan tandalah masyarakat memaknai mitos tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa mitos mengandung pesan (Barthes, 2006:151) yang disajikan dalam wacana. Ketika suatu upacara, benda maupun peristiwa dianggap memiliki nilai di luar fungsi praktisnya maka benda, upacara ataupun peristiwa tersebut dianggap sebagai mitos. Roland Barthes menyebut mitos berada dalam tataran konotatif, yakni tingkatan tanda yang penandanya bersifat terbuka sehingga menghasilkan makna yang bersifat implisit/tersembunyi berrdasarkan ideologi yang dianut kelompok bersangkutan. Sebaliknya, tingkatan tanda yang penandanya memiliki tingkat kesepakatan yang tinggi dan keterbukaan maknanya rendah disebut denotasi. Makna yang dihasilkan bersifat eksplisit.
Berangkat dari pengertian bahwa mitos berada dalam tataran penandaan yang bersifat konotatif, maka kajian semiotika akan dilakukan untuk menganalisis upacara pasang tarub dalam perkawinan adat Jawa.

Analisis Semiotik Terhadap Upacara Pasang Tarub
Sebagaimana dikemukakan di atas bahwa dalam budaya Jawa harmonisasi hubungan antara manusia dengan alam sekitar dan dengan sesamanya diwujudkan antara lain dengan adanya selamatan, maka rangkaian upaca pasang tarub dalam perkawinan tidak lepas dari falsafah tersebut.
Pasang tarub dilakukan tiga sampai tujuh hari sebelum hari pernikahan dilangsungkan yang didahului dengan pemasangan bleketepe. Bleketepe adalah rangkaian daun kelapa berbentuk bujur sangkar berukuran 50 kali 50 sentimeter. Bleketepe merupakan daun kelapa yang masih hijau dan dianyam digunakan sebagai atap atau tambahan atap rumah. Blekepete dipasang pada bagian tambahan atap rumah, ini mengandung maksud bahwa rumah akan digunakan untuk pernikahan. Selain melambangkan si pemilik rumah sedang menggelar hajatan, bleketepe juga dimaksudkan sebagai tolak bala agar hajatan berlangsung lancar tanpa gangguan.. Hiasan janur (daun kelapa yang masih muda berwarna kekuningan ) diharapkan menambah semarak acara. Karena bleketepe ini diletakkan di bagian atas maka pemasangannya pun memerlukan tangga. Dalam tataran konotatif pemasangan tarub dan bleketepe dapat dimaknai bahwa dalam beraktifitas manusia memerlukan bantuan dari orang lain yang ditunjukkan dalam tangga yang dijaga oleh isteri dan kerabat/tetangga ketika ayah pengantin puteri memasangnya. Hal ini juga mencerminkan falsafah gotong royong dan kekeluargaan pada masyarakat Jawa. Meskipun di dalam bermasyarakat tidak ada kaitan hubungan saudara tetapi dalam perilaku sehari-hari seperti keluarga dekat karena peranan keluarga juga ditentukan oleh hubungan dengan keluarga lain (Astiyanto, 2006:56).
Kata tarub merupakan kependekan dari ditata kareben murup, yakni tertata dengan dihias daun kelapa yang masih berwarna kuning (janur) agar suasana menjadi lebih hidup. Hiasan lain yang digunakan dalam tarub ini adalah dahan kapas beserta buah dan bunganya dengan harapan di dalam berumah tangga mempelai murah sandang karena kewajiban suami adalah memberi pakaian yang layak kepada isteri semampunya. Di dalam kehidupan bermasyarakat pun setiap orang berkewajiban mewujudkan kesejahteraan, perlindungan dan kesejukan dengan cara memberi sandang dan pangan. Apabila mempelai kelak menjadi pemimpin diharapkan lebih mementingkan kesejahteraan rakyat banyak daripada kepentingan diri sendiri. Dengan demikian akan memperoleh dukungan dari orang-orang di sekitarnya.
Hiasan lain adalah padi seuntai yang melambangkan sepasang suami isteri dalam berumah tangga harus berusaha mencukupi kebutuhan pangannya. Sedangkan daun kluwih merupakan simbol keunggulan (linuwih) dengan harapan agar hajatan berlangsung dengan tidak kekurangan sesuatu, jika mungkin malah dapat lebih (luwih) dari yang diperhitungkan.
Dahan pohon beringin beserta daunnya yang mengayomi (melindungi) melambangkan tempat yang sejuk dan nyaman dengan harapan seorang suami wajib melindungi keluarganya.
Pemasangan hiasan kapas, padi, dan dahan pohon beringin tersebut bermakna bahwa mempelai dapat memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan bagi keluarganya. Di samping itu hiasan kelapa muda berwarna kuning (cengkir gading) bermakna kencenging pikir, yakni kemauan yang teguh dalam menciptakan keindahan sebagaimana keelokan cengkir kelapa gading.
Hiasan tebu wulung (tebu hitam) yang lurus bermakna di dalam mengarungi kehidupan berumah tangga harus didasari dengan antebing kalbu atau kesungguhan hati, tekad yang mantab dan tidak berpikir pada hal lain kecuali yang menjadi tujuan utama berumah tangga yakni membangun keluarga yang utuh.
Pemakaian pisang raja talun suluh, yakni pisang raja masak pohon dimaksudkan sebagai lambang bibit yang unggul. Di dalam mengarungi bahtera rumah tangga diharapkan melahirkan bibit yang terpilih, karena di dalam konsep pemikiran Jawa pisang raja merupakan pisang terbaik di antara jenis pisang yang lain. Apalagi bila pisang tersebut masak di pohon, artinya memang sudah tua betul. Meskipun dalam kenyataan sehari-hari tidak terlalu mudah bagi seseorang untuk menghasilkan sesuatu yang terbaik bukan berarti tidak bisa diusahakan yaitu dengan syarat:
▪ Memiliki kemauan yang teguh (dilambangkan dengan cengkir gading, kelapa muda yang berwarna kuning).
▪ Dengan kesungguhan hati (dilambangkan dengan tebu wulung).
▪ Selalu memohon kepada Tuhan agar diberi kemurahan.
▪ Selalu berpikir positif bahwa Tuhan akan mengabulkan doa setiap insane sesuai dengan amal dan tekadnya.
▪ Tidak henti-hentinya memohon pada Tuhan (Hariwijaya, 2008: 84)
Namun demikian, sebelum acara pasang tarub dilakukan pun harus diadakan kenduri dengan dihadiri oleh sejumlah orang yang ganjil hitungannya (3 - 9 orang). Do’a oleh Pak Kaum (pemimpin spiritual lokal) dimaksudkan agar hajat di rumah bersangkutan dapat berlangsung dengan selamat. Bersamaan dengan acara hajatan ini ditaburkan pula kembang setaman, bunga rampai yang merupakan sajen bucalan (dibuang) di empat penjuru halaman rumah, kamar mandi, dapur dan pendaringan (tempat menyimpan beras), serta di perempatan dan jembatan paling dekat dengan rumah. Penempatan sesaji tersebut di perempatan dan jembatan adalah agar kita semua waspada ketika melewatinya, karena perempatan merupakan pertemuan arus lalu lintas dari empat penjuru dan di bawah jembatan tentu ada sungai apabila lengah akan tercebur. Sajen yang diletakkan di empat penjuru rumah maksudnya adalah membersihkan arah kiblat kehidupan dan membuang sifat buruk manusia. Sedangkan sajen di kamar mandi dimaksudkan agar kita berhati-hati agar tidak jatuh terpeleset. Sajen di tempat penyimpanan beras artinya agar manusia selalu ingat bahwa kita harus bersyukur masih diberi karunia makanan berlimpah.
Kompas dalam edisi Rabu, 6 Februari 2002 menguraikan bahwa sesaji pasang tarub adalah sesaji utama dalam perkawinan dan bersumber dari naskah Jawa Kuna Purwaukara,. Dalam sesaji ini terdiri dari 27 jenis, yang keseluruhannya mencitrakan kehidupan manusia yang disimbolkan dalam bentuk sesaji. Sesaji berjumlah 27 tersebut terdiri dari : sesaji buntalan, tumpeng megana, brokohan, sanggan, tumpeng robyong, tumpeng gundul, jerohan sapi, ketan mancawarna, pala kependhem, pala kesampar, pala gemantung, empon-empon, empluk-empluk (semacam periuk yang terbuat dari tanah liat dan bertutup), ganten (perlengkapan makan sirih), mentahan, pisang ayu, pisang raja pulut, kolak kencana, sega punar, sega kebuli, sega golong, unjukan dan jajan pasar, aran kembang, sega liwet, asrep-asrepan, ketan kolak dan kendhi yang semuanya ditempatkan dalam sebuah ancak-ancak (terbuat dari pelepah daun pisang segi empat kemudian diberi belahan bambu yang dianyam kemudian ditancapkan pada masing-masing sisi dalam segi empat pelepah pisang baru selanjutnya diberi alas daun pisang).
Penggunaan tumpeng pada setiap upacara di Jawa mengingatkan bahwa Tuhan menguasai seluruh isi alam ini karena tumpeng selalu berbentuk kerucut. Hal ini bermakna bahwa masyarakat menempatkan gunung sebagai salah satu tempat yang memiliki nilai tinggi. Makin tinggi kedudukan seseorang maka makin dekatlah dia dengan kekuasaan tertinggi, yakni sorga atau Tuhan. Itulah sebabnya makam-makam lama di Jawa selalu terletak di gunung, dengan maksud agar arwah orang yang meninggal lekas mencapai kemuliaan di sisi Tuhan.
Makna sajen buntalan adalah wujud sesaji yang dipersembahkan kepada roh jahat yang menurut kepercayaan nenek moyang sering mengganggu ketenteraman kita. Dengan demikian sajen ini sebagai upeti yang dipersembahkan kepada roh jahat yang berada di sekeliling kita. Setelah diberi sesaji, roh jahat diyakini sudah tidak akan mengganggu orang yang mempunyai hajat sehingga rangkaian upacara perkawinan selamat sampai selesai.
Bersamaan dengan acara caos dhahar tersebut acara menghias rumah dengan janur dimulai. Selanjutnya di pintu masuk atau gerbang sebelah kanan dipasang satu tandan pisang raja masak semua lengkap dengan buntutnya, satu jenjang kelapa gading muda, sebatang tebu wulung, berbagai dedaunan seperti daun alang-alang dan opo-opo, daun beringin dan lain-lainnya, yang bermakna agar tidak terjadi masalah sewaktu acara berlangsung. Sedangkan di pintu sebelah kiri rumah dipasang satu tandan pisang pulut yang sudah masak semuanya dan satu janjang kelapa muda hijau. Penggunaan pisang dalam hiasan tarub melambangkan suami yang akan menjadi kepala rumah tangga yang baik dan pasangan yang akan hidup baik dan bahagia dimanapun mereka berada (seperti pohon pisang yang mudah tumbuh dimanapun).
Sajen brokolan, berupa dawet (cendol) potongan kelapa dan gula jawa, serta telur itik. Ini adalah simbol bersatunya sperma dan sel telur (kelapa dan gula jawa), yang berubah menjadi benih (dawet), dan kemudian menjadi bibit di langit (telur itik)...sebuah proses perkawinan dan pembuahan. Sedangkan sajen terakhir, atau yang ke-27, adalah sajen banyu kendi (air dalam kendi), simbol pencarian manusia akan Tuhan, atau pencarian nilai kelanggengan, karena hanya dengan pencarian kelanggengan itulah modal manusia menghadap Tuhan. Untuk wilayah Yogyakarta, air kendi yang dipercaya masih memiliki daya kuat adalah air tempuran (pertemuan) dari Sungai Opak, dan Sungai Oya, keduanya mengalir di wilayah timur Yogyakarta.

Simpulan
Dari pembahasan tentang upacara pasang tarub dalam perkawinan Jawa dengan menggunakan teori semiotik dari Roland Barthes dapat disimpulkan bahwa secara denotatif pelaksanaan upacara pasang tarub masih merupakan rangkaian yang penting dalam prosesi tersebut meskipun hanya dilakukan secara simbolis. Upacara tersebut masih berlangsung pada masyarakat Jawa (Yogyakarta dan Surakarta) baik yang tinggal di kota-kota besar di luar kedua kota tersebut maupun di sekitar Yogyakarta dan Surakarta sendiri.
Secara konotatif dapat disimpulkan bahwa cara berpikir orang Jawa bersifat simbolik, yakni dengan menggunakan tumbuhan maupun hasil pertanian yang ada di sekitar sebagai perlambang. Pemakaian hiasan yang mengambil dari tumbuhan yang akrab dengan masyarakat menguatkan asumsi masyarakat agraris yang selalu melestarikan lingkungan hidup.
Dalam tataran mitos kesimpulan yang dapat diambil adalah orang Jawa menyukai hal-hal mistis sehingga peristiwa yang berlangsung sehari-hari maupun benda-benda yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari memperoleh pemaknaan secara mitologis. 

Daftar Pustaka

Astiyanto, Heniy.2006. Filsafat Jawa: Menggali Butir-butir Kearifan Lokal. Yogayakarta: Warta Pustaka

Barthes, Roland. 2006. Mythologies diterjemahkan oleh Nurhadi dan A. Sihabul Millah. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Hariwijaya, M. 2008. Tata Cara Penyelenggaraan Perkawinan Adat Jawa. Yogyakarta: Hanggar Kreator

Piliang, Yasraf Amir. 2002. Memahami Kode-kode Budaya: Semiotika dan Cultural Studies. Makalah In House Training. Tidak diterbitkan.

Storey, John. 2008. Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop. Yogyakarta: Jalasutra
Sutrisno. Mudji. 2008. Filsafat Kebudayaan: Ikhtiar Sebuah Teks. Tanpa kota: Hujan Kabisat

Jenis-jenis pendidikan


Jenis Program Pendidikan

Jenis pendidikan adalah pendidikan yang dikelompokan sesuai dengan sifat dan kekhususan tatanannya (UU RI. No. 2 tahun 1989 Bab 1 ayat 4 No.2 Tahun 1989).
1) Pendidikan umum adalah pendidikan yang mengutamakan perluasan pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Pendidikan berfungsi untuk sebagaimana acuan umum bagi jenis pendidikan lainnya.
Yang termasuk pendidikan umum: SD, SMP, SMA dan Universitas.
2) Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja pada bidang pekerjaan tertentu. Sperti bidang teknik tata boga, dan busana perhotelan, kerajinan, administrasi, perkantoran dan lain-lain lembaga pendidikannya seperti STM.
3) Pendidikan luar biasa merupakan pendidikan khusus yang diselenggarakan untuk peserta didik yang menyandang kelainan fisik/mental yang termasuk pendidikan luar biasa adalah SDLB untuk jenjang dasar, dan PLB untuk jenjang pendidikan menengah memiliki program khusus yaitu program untuk anak tuna netra, tuna rungu, tuna daksa, dan tuna grahita. Untuk pendidikan gurunya disediakan SGPIB (Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa) setara dengan Diploma III
4) Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan khusus yang diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan pemerintah dan non departemen
5) Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan khusus yang mempersiapkan peserta didik dalam melaksanakan peranan yang khusus dalam pengetahuan ajaran agama, yang terdiri dari tingkat pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi

Makalah Ilmu Pendidikan Tentang Guru


download makalah

Majid (2005:6) menjelaskan kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Diyakini Robotham (1996:27), kompetensi yang diperlukan oleh seseorang tersebut dapat diperoleh baik melalui pendidikan formal maupun pengalaman.
Syah (2000:229) mengemukakan pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan. Usman (1994:1) mengemukakan kompentensi berarti suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif. McAhsan (1981:45), sebagaimana dikutip oleh Mulyasa (2003:38) mengemukakan bahwa kompetensi: “…is a knowledge, skills, and abilities or capabilities that a person achieves, which become part of his or her being to the extent he or she can satisfactorily perform particular cognitive, affective, and psychomotor behaviors”. Dalam hal ini, kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.

download makalah

Minggu, 13 November 2011

Makalah Memperkuat Justisiabilitas Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya : Prospek dan Tantangan

review :

download makalah
Pendidikan: Kisah Yang Selalu Gelap


Pendaftaran siswa mempertunjukkan kondisi yang merisaukan. Pengabaian hak
peserta didik, beban pembiayaan yang tidak terkontrol dan sistem seleksi tertutup.
Seorang teman pernah berkisah: ia ditest sama anaknya. Duduk bersebelahan dengan
jarak yang agak jauh. Giliran  ia ditanya tentang biaya sambil panitia melirik anaknya.
Tawar-menawar uang dengan terbuka-yang meletakkan anak di meja taruhan- ini
membuat ia gemetar dan mau tak mau mengikuti apa yang dikatakan pihak sekolah. Biaya
siluman yang namanya biasa beragam: uang infak, wakaf, dana sosial, uang seragam,
sepatu, buku, uang gedung dll-hanya mensiratkan tentang bagaimana pendaftaran jadi
arena untuk ‘menekan dan memeras’ peserta didik. Ringkasnya, tidak negeri maupun
swasta, biaya buku sekolah dan pemeliharaan bangunan jadi komponen yang terus
ditarik.

Ini belum jika pendaftaran harus melibatkan kegiatan pengenalan baru. Entah
namanya Ospek, training ESQ, studi awal atau yang lain. Bentuk-bentuk kegiatan yang tak
membutuhkan persetujuan siswa. Sudah digolongkan dalam paket pandaftaran. Tinggal
peserta didik menyetujui, mengikuti dan kemudian ditarik pembiayaanya. Usaha paling
seru untuk memeras siswa dengan cara yang lebih tak masuk akal. Malahan dalam
pengenalan awal tak jarang timbul kekerasan antara senior kepada yuniornya. Spiral
kekerasan berawal dari metode pengenalan yang kerapkali memakai cara-cara kekerasan.

download makalah

Makalah Tentang Kredit Bank


review makalah :


Setiap bank memberikan kredit. Kalau bank tidak memberikan kredit namanya bukan bank. Dengan memberikan kredit bank memperoleh imbalan berupa bunga (interest). Bank dianggap telah berjasa memajukan usaha seorang nasabahnya sehingga layak untuk memperoleh imbalan.
Untuk memberikan pinjaman kepada seorang nasabah diperlukan adanya jaminan. Arinya, bank menginginkan agar kredit yang diberikannya itu terjamin akan kembali kepada bank setelah jatuh tempo sesuai dengan kesepakatan bersama. Untuk itu, bank memerlukan analisa kredit yang seksama. Jaminan itu dapat berwujud atau tidak berwujud. Jaminan yang berwujud (agunan) biasanya dalam bentuk tanah dan bangunan, stok barang dagangan, mesin-mesin, kendaraan bermotor, dan lain-lain. Jaminan tidak berwujud berupa jaminan pribadi (personal guarantor) dari jaminan perusahaan (company guarantor) dari pihak ketiga yang dianggap mampu mengembalikan pinjaman jika si nasabah debitur gagal bayar.download makalah

Makalah PKN tentang Globalisasi

Review makalah :

download makalah

Pendidikan Kewarganegaraan dijadikan salah satu mata kuliah inti dalam universitas baik negeri maupun swasta, dimaksudkan untuk memberi pengertian kepada mahasiswa tentang pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga negara dengan negara, serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara sebagai bekal agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.
Pendidikan Kewarganegaraan atau Civics Education bagi suatu negara merupakan suatu hal yang penting karena diharapkan setiap warga negara akan menjadi warga negara yang cerdas dan warga negara yang baik (smart and good citizen), yang mengetahui dan menyadari sepenuhnya akan hak-haknya  sebagai warga negara, sekaligus tahu dan penuh tanggung jawab akan kewajiban dirinya terhadap keselamatan bangsa dan negaranya dalam berbgai bidang. Termasuk dewasa ini dengan perkembangan globalisasi  yang  berjalan dengan sangat cepat, yang ditandai dengan kuatnya pengaruh lembaga-lembaga kemasyarakatan internasional, negara-negara maju yang ikut mengatur pecaturan perpolitikan, perekonomian, sosial budaya dan pertahanan serta keamanan global. Kondisi ini akan menumbuhkan berbagai konflik kepentingan, baik antar negara maju  dengan negara-negara berkembang, maupun  antar sesama negara-negara berkembang sendiri serta lembaga-lembaga Internasional. Kecuali itu adanya isu-isu  global yang meliputi demokratisasi, hak asasi manusia dan lingkungan hidup, turut pula mempengaruhi keadaan nasional. Kondisi ini akan mempengaruhi struktur dalam kehidupan  bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta akan berpengaruh juga pada pola pikir, sikap dan tindakan masyarakat di Indonesia sehingga akan mempengaruhi kondisi mental  spiritual bangsa Indonesia. 

MAKALAH TEORI HUMANISME ABRAHAM MASLOW



review makalah :
Dalam psikologi terdapat tiga revolusi yang mempengaruhi pemikiran personologis modern. Revolusi pertama adalah psikoanalisis, kedua behaviorisme dan yang ketiga adalah humanistik. Tokoh dari psikologi humanistik ini salah satunya adalah Abraham H. Maslow.  Dalam dunia psikologi Maslow dikenal sebagai pelopor psikologi humanistik. Dalam teori ini, Maslow barpendapat terdapat lima ajaran-ajaran dasar psikologi yaitu, individu sebagai keseluruhan yang integral, ketidakrelevanan penyelidikan dengan hewan, pembawaan baik manusia, potensi kreatif manusia, dan penekanan kesehatan pada psikologis. Ketidakrelevanan penyelidikan dengan hewan Dalam dunia psikologi, pasti tak ada yang tak mengenal Maslow, salah satu pelopor psikologi humanistic. Dalam psikologi humanistic menurut Maslow, terdapat empat ajaran-ajaran dasar psikologi humanistic,
yaitu:
a. Individu sebagai keseluruhan yang integral
b. Ketidakrelevanan penyelidikan dengan hewan
c. Pembawaan baik manusia
d. Potensi kreatif manusia
e. Penekanan pada kesehatan psikologis.
Disamping kelima ajaran dasar diatas, maslow juga menyebutkan lima kebutuhan, yaitu: kebutuhan Fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan cinta dan memiliki, kebutuhan akan rasa harga diri, dan yang paling puncak adalah kebutuhan akan aktualisasi diri.
Dalam dunia psikologi, pasti tak ada yang tak mengenal Maslow, salah satu pelopor psikologi humanistic. Dalam psikologi humanistic menurut Maslow, terdapat empat ajaran-ajaran dasar psikologi humanistic,
yaitu:
a. Individu sebagai keseluruhan yang integral
b. Ketidakrelevanan penyelidikan dengan hewan
c. Pembawaan baik manusia
d. Potensi kreatif manusia
e. Penekanan pada kesehatan psikologis.
Disamping kelima ajaran dasar diatas, maslow juga menyebutkan lima kebutuhan, yaitu: kebutuhan Fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan cinta dan memiliki, kebutuhan akan rasa harga diri, dan yang paling puncak adalah kebutuhan akan aktualisasi diri.
Dalam dunia psikologi, pasti tak ada yang tak mengenal Maslow, salah satu pelopor psikologi humanistic. Dalam psikologi humanistic menurut Maslow, terdapat empat ajaran-ajaran dasar psikologi humanistic,
yaitu:
a. Individu sebagai keseluruhan yang integral
b. Ketidakrelevanan penyelidikan dengan hewan
c. Pembawaan baik manusia
d. Potensi kreatif manusia
e. Penekanan pada kesehatan psikologis.
Disamping kelima ajaran dasar diatas, maslow juga menyebutkan lima kebutuhan, yaitu: kebutuhan Fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan cinta dan memiliki, kebutuhan akan rasa harga diri, dan yang paling puncak adalah kebutuhan akan aktualisasi diri.

Diawali dengan keberatannya atas teori kepribadian dari Sigmund Freud (yang dikembangkan berdasarkan penelitian terhadap individu yang mengalami masalah kejiwaan), Maslow mencoba menemukan ciri-ciri kepribadian sehat pada individu-individu yang menurutnya merupakan wakil-wakil terbaik dari spesies manusia. Maslow meneliti kepribadian 46 orang, baik yang telah meninggal maupun yang masih hidup, Sebagai hasilnya, Maslow menyimpulkan bahwa semua manusia dilahirkan dengan kebutuhan instingtif yang mendorong untuk bertumbuh dan berkembang, untuk mengaktualisasikan diri, mengembangkan potensi yang ada.
Selain berpendapat tentang teori psikologi humanistik, Maslow juga menyimpulkan tentang teori hierarki kebutuhan. Menurut Maslow manusia memiliki lima kebutuhan yang membentuk tingkatan-tingkatan atau disebut juga hierarki yang paling penting hingga yang tidak penting, dari yang mudah hingga yang paling sulit didapat. Motivasi dalam diri manusia sangat dipengaruhi kebutuhan yang paling mendasar yang perlu dipenuhi.  

Kamis, 10 November 2011

STOIKIOMETRI

Pada bagian ini anda akan diajak untuk mempelajari "Stoikiometri" atau "Matematikanya Kimia". Dengan terlebih dahulu mengenal Hukum-hukum Dasar Kimia, Konsep Mol dan Perhitungan Kimia, kemudian sedikit mempelajari Konsentrasi larutan, meski hanya untuk mengenal molaritas larutan saja. Bagi anda yang berminat dapat memanfaatkan tulisan ini
1. Pengertian Stoikiometri
2. Hukum - hukum Dasar Kimia
3. Konsep Mol
4. Pereaksi Pembatas
5. Molaritas Larutan
6. Rumus Empiris dan Rumus Molekul
7. Soal Latihan_1
8. Soal Latihan_2
9. Soal Latihan_3 


Rabu, 09 November 2011

Perpindahan Kalor

Beras yang dimasukkan ke dalam panci berisi air dan diletakkan di atas kompor menyala, lama-kelamaan akan menjadi nasi. Api kompor mengeluarkan kalor yang berpindah dari panci ke air kemudian air menjadi panas dan memanaskan beras sehingga beras menjadi nasi. Kamu telah mengetahui bahwa kalor merupakan salah satu bentuk energi dan dapat berpindah apabila terdapat perbedaan suhu. Secara alami kalor berpindah dari zat yang suhunya tinggi ke zat yang suhunya rendah. Bagaimana kalor dapat berpindah? Apabila ditinjau dari cara perpindahannya, ada tiga cara dalam perpindahan kalor yaitu:
  1. konduksi (hantaran),
  2. konveksi (aliran), dan
  3. radiasi (pancaran).

Perpindahan Kalor secara Konduksi
Cobalah membakar ujung besi dan ujung besi lainnya kamu pegang, setelah beberapa lama ternyata ujung besi yang kamu pegang lama kelamaan terasa semakin panas. Hal ini disebabkan adanya perpindahan kalor yang melalui besi. Peristiwa perpindahan dari ujung besi kalor yang dipanaskan ke ujung besi yang kamu pegang mirip dengan perpindahan buku yang kamu lakukan, di mana molekul-molekul besi yang menghantarkan kalor tidak ikut berpindah. Perpindahan kalor seperti ini dinamakan perpindahan kalor secara hantaran atau konduksi. Apakah setiap zat dapat menghantarkan kalor secara konduksi? Ambillah sepotong kayu, kemudian ujung yang satu dipanaskan sedang ujung kayu yang lainnya kamu pegang. Apakah ujung yang kamu pegang terasa panas? Ternyata tidak panas. Hal ini berarti bahwa pada kayu tidak terjadi perpindahan kalor secara konduksi.

Bahan yang dapat menghantarkan kalor disebut konduktor kalor, misalnya besi, baja, tembaga, seng, dan aluminium (jenis logam). Adapun penghantar yang kurang baik/penghantar yang buruk disebut isolator kalor, misalnya kayu, kaca, wol, kertas, dan plastic (jenis bukan logam). Bagaimana halnya dengan air? Termasuk konduktor atau isolatorkah air itu? Coba apa ada yang tahu?


Perpindahan Kalor secara Konveksi
Perpindahan kalor secara konveksi terjadi pada zat cair dan gas. Perpindahan kalor secara konveksi terjadi karena adanya perbedaan massa jenis dalam zat tersebut. Perpindahan kalor yang diikuti oleh perpindahan partikel-partikel zatnya disebut konveksi/aliran. Selain perpindahan kalor secara konveksi terjadi pada zat cair, ternyata konveksi juga dapat terjadi pada gas/udara. Peristiwa konveksi kalor melalui penghantar gas sama dengan konveksi kalor melalui penghantar air. Kegiatan tersebut juga dapat digunakan untuk menjelaskan prinsip terjadinya angin darat dan angin laut.
  • Angin Darat
Angin darat terjadi pada malam hari dan berhembus dari darat ke laut. Hal ini terjadi karena pada malam hari udara di atas laut lebih panas dari udara di atas darat, sehingga udara di atas laut naik diganti udara di atas darat. Maka terjadilah aliran udara dari darat ke laut. Angin darat dimanfaatkan oleh para nelayan menuju ke laut untuk menangkap ikan.
  • Angin Laut
Angin laut terjadi pada siang hari dan berhembus dari laut ke darat. Hal ini terjadi karena pada siang hari udara di atas darat lebih panas dari udara di atas laut, sehingga udara di atas darat naik diganti udara di atas laut. Maka terjadilah aliran udara dari laut ke darat. Angin laut dimanfaatkan oleh nelayan untuk kembali ke darat atau pantai setelah menangkap ikan. Pemanfaatan konveksi dalam kehidupan sehari-hari, antara lain: pada sistem pendinginan mobil (radiator), pembuatan cerobong asap, dan lemari es.


Perpindahan Kalor secara Radiasi
Bagaimanakah energi kalor matahari dapat sampai ke bumi? Telah kita ketahui bahwa antara matahari dengan bumi berupa ruang hampa udara, sehingga kalor dari matahari sampai ke bumi tanpa melalui zat perantara. Perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara atau medium ini disebut radiasi/hantaran. Contoh perpindahan kalor secara radiasi, misalnya pada waktu kita mengadakan kegiatan perkemahan, di malam hari yang dingin sering menyalakan api unggun. Saat kita berada di dekat api unggun badan kita terasa hangat karena adanya perpindahan kalor dari api unggun ke tubuh kita secara radiasi. Walaupun di sekitar kita terdapat udara yang dapat memindahkan kalor secara konveksi, tetapi udara merupakan penghantar kalor yang buruk (isolator). Jika antara api unggun dengan kita diletakkan sebuah penyekat atau tabir, ternyata hangatnya api unggun tidak dapat kita rasakan lagi. Hal ini berarti tidak ada kalor yang sampai ke tubuh kita, karena terhalang oleh penyekat itu. Dari peristiwa api unggun dapat disimpulkan bahwa: 
  • dalam peristiwa radiasi, kalor berpindah dalam bentuk cahaya, karena cahaya dapat merambat dalam ruang hampa, maka kalor pun dapat merambat dalam ruang hampa;
  • radiasi kalor dapat dihalangi dengan cara memberikan tabir/penutup yang dapat menghalangi cahaya yang dipancarkan dari sumber cahaya.

Latihan Yuk!!
  1. Apakah yang dimaksud dengan perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi? serta berikan masing-masing dua contoh?
  2. Apakah yang dimaksud dengan konduktor dan isolator, berilah masing-masing dua contoh?

Kalor dapat Mengubah Wujud Zat

Suatu zat apabila diberi kalor terus-menerus dan mencapai suhu maksimum, maka zat akan mengalami perubahan wujud. Peristiwa ini juga berlaku jika suatu zat melepaskan kalor terus-menerus dan mencapai suhu minimumnya. Oleh karena itu, selain kalor dapat digunakan untuk mengubah suhu zat, juga dapat digunakan untuk mengubah wujud zat. Perubahan wujud suatu zat akibat pengaruh kalor dapat digambarkan dalam skema berikut.



Keterangan:
1 = mencair/melebur
2 = membeku
3 = menguap
4 = mengembun
5 = menyublim
6 = mengkristal


Menguap (terjadi perubahan suhu)

Apakah pada waktu zat menguap memerlukan kalor? Dari manakah kalor itu diperoleh? pada waktu air dipanaskan akan tampak uap keluar dari permukaan air. Kenyataan ini menunjukkan bahwa pada waktu menguap zat memerlukan kalor. Jika air dipanaskan terus-menerus, lama-kelamaan air tersebut akan habis. Habisnya air akibat berubah wujud menjadi uap atau gas. Peristiwa ini disebut menguap, yaitu perubahan wujud dari cair ke gas, karena molekul-molekul zat cair bergerak meninggalkan permukaan zat cairnya. Pada peristiwa menguap terjadi perubahan suhu, oleh karena itu berlaku:

Sama halnya pada peristiwa membekumelebur, dan mengembun.

Mendidih (tidak mengalami perubahan suhu, namun terjadi perubahan wujud)
Mendidih adalah peristiwa penguapan zat cair yang terjadi di seluruh bagian zat cair tersebut. Peristiwa ini dapat dilihat dengan munculnya gelembung-gelembung yang berisi uap air dan bergerak dari bawah ke atas dalam zat cair. Zat cair yang mendidih jika dipanaskan terus-menerus akan berubah menjadi uap. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk mengubah 1 kg zat cair menjadi uap seluruhnya pada titik didihnya disebut kalor uap (U). Karena tidak terjadi perubahan suhu, maka besarnya kalor uap dapat dirumuskan:



Keterangan:
Q = kalor yang diserap/dilepaskan (joule)
m = massa zat (kg)
U = kalor uap (joule/kg)
Tabel beberapa kalor uap zat

Jika uap didinginkan akan berubah bentuk menjadi zat cair, yang disebut mengembun. Pada waktu mengembun zat melepaskan kalor, banyaknya kalor yang dilepaskan pada waktu mengembun sama dengan banyaknya kalor yang diperlukan waktu menguap dan suhu di mana zat mulai mengembun sama dengan suhu di mana zat mulai menguap.

Latihan Yuk!!

  1. Apakah yang dimaksud dengan kalor?
  2. Sebutkan tiga faktor yang mempengaruhi kalor dapat mengubah suhu zat!
  3. Air dengan massa 1,50 kg pada suhu 30 °C dipanaskan sampai dengan suhu 100 °C. Berapakah kalor yang diperlukan jika kalor jenis air 4.200 J/kg°C?
  4. Sebutkan dua faktor yang mempengaruhi perubahan wujud zat!
  5. Apakah yang dimaksud dengan menguap, mengembun, melebur, dan membeku
  6. Berapa kalor yang diperlukan untuk melebur 1,50 kg es 0 °C menjadi 1,50 kg air 0 °C, jika kalor lebur es 336.000 J/kg?
  7. Berapa kalor yang diperlukan untuk mengubah 2,0 kg es suhu -5 °C menjadi uap air seluruhnya pada suhu 100 °C, jika kalor jenis es 2.100 J/kg°C, kalor jenis air 4.200 J/kg °C, kalor lebur es 336.000 J/kg dan kalor uap 2.260.000 J/kg?
  8. Sebutkan empat cara untuk mempercepat proses penguapan! Berilah masing-masing satu contoh!

Kalor

Definisi Kalor
Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, pada waktu memasak air dengan menggunakan kompor. Air yang semula dingin lama kelamaan menjadi panas. Mengapa air menjadi panas? Air menjadi panas karena mendapat kalor, kalor yang diberikan pada air mengakibatkan suhu air naik. Dari manakah kalor itu? Kalor berasal dari bahan bakar, dalam hal ini terjadi perubahan energi kimia yang terkandung dalam gas menjadi energi panas atau kalor yang dapat memanaskan air.

Sebelum abad ke-17, orang berpendapat bahwa kalor merupakan zat yang mengalir dari suatu benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah jika kedua benda tersebut bersentuhan atau bercampur. Jika kalor merupakan suatu zat tentunya akan memiliki massa dan ternyata benda yang dipanaskan massanya tidak bertambah. Kalor bukan zat tetapi kalor adalah suatu bentuk energi dan merupakan suatu besaran yang dilambangkan Q dengan satuan joule (J), sedang satuan lainnya adalah kalori (kal). Hubungan satuan joule dan kalori adalah:
1 kalori = 4,2 joule
1 joule = 0,24 kalori

Kalor dapat Mengubah Suhu Benda
Apa yang terjadi apabila dua zat cair yang berbeda suhunya dicampur menjadi satu? Bagaimana hubungan antara kalor terhadap perubahan suhu suatu zat? Adakah hubungan antara kalor yang diterima dan kalor yang dilepaskan oleh suatu zat? Semua benda dapat melepas dan menerima kalor. Benda-benda yang bersuhu lebih tinggi dari lingkungannya akan cenderung melepaskan kalor. Demikian juga sebaliknya benda-benda yang bersuhu lebih rendah dari lingkungannya akan cenderung menerima kalor untuk menstabilkan kondisi dengan lingkungan di sekitarnya. Suhu zat akan berubah ketika zat tersebut melepas atau menerima kalor. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa kalor dapat mengubah suhu suatu benda.

Kalor jenis suatu zat adalah banyaknya kalor yang yang diperlukan oleh suatu zat bermassa 1 kg untuk menaikkan suhu 1 °C. Sebagai contoh, kalor jenis air 4.200 J/kg °C, artinya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1 °C adalah 4.200 J. Kalor jenis suatu zat dapat diukur dengan alat kalorimeter.


Tabel beberapa kalor jenis zat

Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan atau menurunkan suhu suatu benda bergantung pada:
  • massa benda (m)
  • jenis benda / kalor jenis benda (c)
  • perubahan suhu (Δt )
Oleh karena itu, hubungan banyaknya kalor, massa zat, kalor jenis zat, dan perubahan suhu zat dapat dinyatakan dalam persamaan.

Keterangan:
Q = Banyaknya kalor yang diserap atau dilepaskan (joule)
m = Massa zat (kg)
c = Kalor jenis zat (joule/kg °C)
Δt = Perubahan suhu (°C)

Penerapan Konsep Pemuaian Zat

Penerapan Konsep Pemuaian Zat dalam Kehidupan Sehari-Hari

Prinsip pemuaian zat banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini adalah beberapa contoh penerapannya:

1. Pemasangan Kaca Jendela
Pemasangan kaca jendela memperhatikan juga ruang muai bagi kaca sebab koefisien muai kaca lebih besar daripada koefisien muai kayu tempat kaca tersebut dipasang. Hal ini penting sekali untuk menghindari terjadinya pembengkokan pada bingkai.

2. Pemasangan Sambungan Rel Kereta Api
Penyambungan rel kereta api harus menyediakan celah antara satu batang rel dengan batang rel lain. Jika suhu meningkat, maka batang rel akan memuai hingga akan bertambah panjang. Dengan diberikannya ruang muai antar rel maka tidak akan terjadi desakan antar rel yang akan mengakibatkan rel menjadi bengkok.

3. Pemasangan Bingkai Besi pada Roda Pedati
Bingkai roda pedati pada keadaan normal dibuat sedikit lebih kecil daripada tempatnya sehingga tidak dimungkinkan untuk dipasang secara langsung pada tempatnya. Untuk memasang bingkai tersebut, terlebih dahulu besi harus dipanaskan hingga memuai dan ukurannya pun akan menjadi lebih besar daripada tempatnya sehingga memudahkan untuk dilakukan pemasangan bingkai tersebut. Ketika suhu mendingin, ukuran bingkai kembali mengecil dan terpasang kuat pada tempatnya.

4. Pemasangan Jaringan Listrik dan Telepon
Kabel jaringan listrik atau telepon dipasang kendur dari tiang satu ke tiang lainnya sehingga saat udara dingin panjang kabel akan sedikit berkurang dan mengencang. Jika kabel tidak dipasang kendur, maka saat terjadi penyusutan kabel akan terputus.

5. Keping Bimetal
Keping bimetal adalah dua buah keping logam yang memiliki koefisien muai panjang berbeda yang dikeling menjadi satu. Keping bimetal sangat peka terhadap perubahan suhu. Pada suhu normal panjang keping bimetal akan sama dan kedua keping pada posisi lurus. Jika suhu naik kedua keping akan mengalami pemuaian dengan pertambahan panjang yang berbeda. Akibatnya keping bimetal akan membengkok ke arah logam yang mempunyai koefisien muai panjang yang kecil.


Keping bimetal dapat dimanfaatkan dalam berbagai keperluan misalnya pada termometer bimetal, termostat bimetal pada seterika listrik, saklar alarm bimetal, sekring listrik bimetal. Pemanfaatan pemuaian zat yang tidak sama koefisien muainya dapat berguna bagi industri otomotif, misalnya pada bimetal yang dipasang sebagai saklar otomatis atau pada lampu reting kendaraan.



Latihan Yuk!!

  1. Sebutkan 5 contoh penerapan prinsip pemuaian zat dalam kehidupan sehari-hari!
  2. Apa yang dimaksud dengan keping bimetal? Jelaskan prinsip kerjanya?

ADHESI DAN KOHESI


Disamping terjadi interaksi antar molekul penyusun suatu zat, maka molekul penyusun suatu zat juga dapat bereaksi dengan molekul penyusun zat yang lainnya.
Adhesi
Adhesi adalah gaya tarik menarik antara molekul-molekul zat yang tidak sejenis.
Contoh:
  • Tinta dapat menempel di kertas
  • Kapur / tinta dapat menempel di papan tulis
  • Semen dapat melekatkan batu dengan pasir
  • Cat dapat menempel pada tembok

Kohesi
Kohesi adalah adalah gaya tarik-menarik antara molekul yang sejenis.
Contoh:
  • gaya tarik menarik antara molekul kayu membentuk kayu
  • gaya tarik menarik antara molekuk kapur membentuk kapur batang
  • gaya tarik menarik antara molekul-molekul gula membentuk butiran gula pasir
Pengaruh gaya adhesi dan kohesi terhadap zat cair menyebabkan terjadinya peristiwa –peristiwa:
A. Meniskus cembung dan meniskus cekung
Jika adhesi lebih besar dari pada kohesi maka permukaan (meniskus) zat cair dalam pipa kapiler cekung, misalnya pada pipa yang diisi dengan air ( pipa kiri ). sebaliknya jika gaya kohesi lebih besar maka permukaan zat cair dalam pipa kapiler akan cembung, misalnya pipa yang diisi dengan air raksa ( pipa kanan).

Dalam kehidupan sehari-hari juga dapat dijumpai peristiwa adhesi dan kohesi, misalnya ketika ada air yang jatuh di atas permukaan daun tertentu akan membentuk bola air. Hal tersebut dikarenakan gaya kohesi lebih besar dari adhesi.
B. Kapilaritas
Kapilaritas adalah meresapnya zat cair melalui celah-celah sempit atau pipa rambut yang disering disebut sebagai pipa kapiler. Gejala ini disebabkan karena adanya gaya adhesi atau kohesi antara zat cair dan dinding celah tersebut. Zat cair yang dapat membasahi dinding kaca pipa kapiler memiliki gaya adhesi antara pipa kapiler dengan dinding pipa kapiler lebih besar. Sedangkan zat cair yang tidak membasahi dinding kaca pipa kapiler memilki gaya kohesi yang lebih besar. Hal ini akan mempengaruhi tinggi rendahnya permukaan zat cair pada pipa kapiler.


C. Tidak berlakunya hukum bejana berhubungan.
Jika pada bejana berhubungan terdapat pipa kapiler atau terdapat perbedaan yang signifikan dari diameter pipa-pipanya maka permukaan zat cair dalam pipa kecil akan lebih tinggi dibandingkan permukaanya pada pipa yang besar sehingga hukum bejana berhubungan tidak berlaku.


WUJUD ZAT

1. Pengertian Zat (Ing: matter)
Zat atau materi adalah sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. Menempati ruang berarti benda dapat ditempatkan dalam suatu ruang atau wadah tertentu sedangkan massa benda dapat diukur baik dengan perkiraan atau dengan alat tertentu seperti neraca. Dua zat tidak dapat menempati ruang yang sama dalam waktu bersamaan. Setiap zat / materi terdiri dari partikel-partikel / molekul-molekul yang menyusun zat tersebut.

Ilustrasi molekul-molekul penyusun zat hijau daun


2. Massa Jenis Zat (kerapatan zat; Ing: density)
Zat-zat yang sejenis pasti mempunyai massa jenis yang sama. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa massa jenis merupakan salah satu ciri khas suatu zat.
Dalam huruf Yunani massa jenis dinyatakan dalam huruf ρ (baca: rho) dan didefinisikan sebagai massa zat dibagi dengan volumenya.

Satuan dari massa jenis adalah kg/m
Contoh massa jenis berbagai zat.









3. Wujud Zat
Berdasarkan wujudnya zat dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu padat, cair, dan gas. Masing-masing wujud zat mempunyai ciri-ciri khusus baik dilihat dari bentuk fisiknya maupun partikel-partikel penyusunnya sebagai berikut:
A. Zat Gas


  1. Letak molekulnya sangat berjauhan
  2. Jarak antar molekul sangat jauh bila dibandingkan dengan molekul itu sendiri.
  3. Molekul penyusunnya bergerak sangat bebas
  4. Gaya tarik menarik antar molekul hampir tidak ada
  5. Baik volume maupun bentuknya mudah berubah
  6. Dapat mengisi seluruh ruangan yang ada.
Contoh : Udara
B. Zat Cair
Contoh : air, minyak, oli
  1. Letak molekulnya relatif berdekatan bila dibandingkan dengan gas tetapi lebih jauh daripada zat padat.
  2. Gerakan molekulnya cukup bebas
  3. Molekul dapat berpindah tempat, tetapi tidak mudah meninggalkan kelompoknya karena masih terdapat gaya tarik menarik.
  4. Bentuknya mudah berubah (menyesuaikan wadah/tempatnya) tetapi volumenya tetap.
C. Zat Padat
  1. Letak molekulnya sangat berdekatan dan teratur.
  2. Gaya tarik-menarik antar molekul sangat kuat sehingga gerakan molekulnya tidak bebas.
  3. Gerakan molekulnya terbatas, yaitu hanya bergetar dan berputar di tempat saja.
  4. Molekul-molekulnya sulit dipisahkan sehingga membuat bentuknya selalu tetap atau tidak berubah.
  5. Contoh: kayu, batu, besi

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Design Blog, Make Online Money